Model-model Komunikasi

Posted: September 27, 2011 in Uncategorized

Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Model merupakan sebagai alat untuk menjelaskan fenomena komunikasi, model mempermudah penjelasan tesebutmodel juga sekaligus mereduksi fenomena komunikasi; artinya ada nuansa komunikasi lainnya yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan pleh model tersebut. Akibatnya apabila kurang hati-hati menggunakan model, model dapat menyesatkan kita. Inilah sisi negatif dari model.

Menurut sereno dan mortensen, model komunikasi merupakan deskripsi idela mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model komunikasi merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri terpenting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata. Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi   yang mengabstrakasikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting bagian dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan. Atau seperti dikatakan, Werner J. Severin  dan James W. Tankard, Jr., model membantu merumuskan teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori. Oleh karena kita memilih unsur-unsur tertentu yang kita masukkan dalam model, suatu model mengimplikasikan penilaian atas relevansi, dan ini pada gilirannya mengimplikasikan teori mangenai fenomena yang diteorikan. Model mengimplikasikan teori mengenai fenomena yang diteorikan. Model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks, alat suatu menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsep-konsep.

 

Fungsi dan manfaat model

Fungsi suatu model dapat memberikan teoretikus suatu struktur untuk menguji temuan mereka dalam “dunia nyata.” Gordon Wiseman dan Larry barker mengemukakan bahwa model komunikasi mempunyai tiga fungsi : pertama, melukiskan proses komunikasi; kedua, menunjukkan hubungan visual; dan ketig,  membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi. Deutsch menyebutkan bahwa model mempunyai emat fungsi: mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan ) yang tadinya tidak teramati; heuristik (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui); prediktif, memungkinkan peramalan dari sekadar tipe ya atay tidak hingga yang kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak; pengukuran mengukur fenomena yang diprediksi.

Deutsch juga menambahkan kriteria berikut untuk menilai model :

  1. Seberapa orisinal model tersebut? Seberapa banyak pAndangan baru yang ditawarkannya?
  2. Bagaimana kesederhanaan dan kehematan (parsimoni) model trsebut? (ini menyangkut efisiensi model atau pencapainnya akan tujuan yang dimaksudkan. Suatu contoh terbaik adalah terori Einsten bahwa energi dan materi dapat dipertukarkan, yang dinyatakan sebagai E = mc2).
  3. Seberapa nyata model tersebut? Seberapa jauh kita bergantung padanya sebagai represntasi realitas fisik?

 

Tipologi model

Gehard J. Hanneman dan Willian J. McEwen, 11 , menggambarkan taksonomi model yang mudah dipahami, dalam suatu grafik yang melukiskan derajat abstraksi model tersebut menurun. Model yang mungkin lebih penting adalah model simbolik yang terdiri dari model matematik (misalnya E=mc2) dan model verbal; lalu model fisik yang terdiri dari model ikonik dan model analog.

FIGUR 4.2 Bentuk-bentuk model Gerhard J. Hanneman dan William J. McEwen

Model verbal adalah model atau teori yang dinyatakan dengan kata-kata, msekipun bentuknya sederhana. Model verbal sering dibantu dengan grafik, diagram atau gamabar. Raymond S. Ross menyebut model demikian sebagai model verbal-piktorial. 13 model grafik atau model diagramatik secara sekematis menampilakn apa yang dapat disajikan dengan sekadar kata-kata.

Model fisik secara garis besar terbagi dua, yakni model ikonik yang penampilan umumnya (ruap, bentuk, tanda-tanda) menyerupai objek yang dimodelkan, seperti model pesawat terbang, bonekam mannequin,  market sebuah gedung atau sebuah kompleks perumahaan, dan sebagainya dan model analog yang mempunyai bentuk disiknya tidak serupa, sperti komputer yang fungsinya menyerupai fungsi otak manusia.

Model pesawat terbang jauh lebih mudah dipelajari daripada pesawat terbang yang sebenarnya karena berbagai alasan. Model menyenangkan ditangani dan dimanipulasi. Model juga lebih seberhana daripada pesawat terbang yang sebenarnya, dan prinsip-prinsip bekerjanya mungkin juga lebih jelas. Namun tentu saja ada bahaya oversimplifikasi. Sebagian ciri pesawat terbang yang sebenarnya mungkin terabaikan bila kita terlalu memperhatikan modelnya inilah resiko mempelajari fenomena lewat model.

Menurut Bross, model menyajikan suatu proses abstraksi. Pesawat terbang yang sebenarnya mempunyai banyak atribut seperti benruk, berat, warna cara kerja, dan sebagainya. Hanya sebagian saja dari sekian banyak atribut yang ditiru dalam model tersebut.

Dalam dunia ilmu, model fisik kadang-kadang digunakan untuk tujuan pengajaran. Model bumi (globe), model ilmu kedokteran, model tata surya dll, semuanya mempunyai peranan penting untuk menjelaskan kegunaan ilmu tersebut.

Bross berpendapat, ada pelajaran moral dan intelektual dari peristiwa tersebut. Para ilmuan kadang-kadang terlalu terikat dengan suatu model, meskipun model itu tidak memungkinkan prediksi yang memadai. Sekali lagi, inilah salah satu kerugian atau bahaya pembuatan model.

Pengembangan model simbolik, khususnya model matematik. Penting dalam profesi ilmuawan. Kemajuan ilmu pengetahuan antara lain ditAndai dengan pemunculan model baru yang berguna. Dalam fisika, model Issac Newton dan model Albert Einstein (teori reletivitas), dan model kuantum, adalah banyak contohnya. Pembuatan model adalah upaya penting dalam memajukan ilmu pengetahuan dan kuantitas model yang dihasilkan menAndai kematangan ilmiah disiplin tersebut. Dibutuhkan imajinasi dan pAndangan hal itu tidak otomatis memadai. Model-model itu harus lulus pengujia yang dilakukan siapaun sepanjang waktu. Bross 15 menggambarkan interaksi model dan data tersebut sebagai berikut:

FIGUR 4.3 Interaksi antara model dan data

Berdasarkan model-model komunikasi Lasswel, Shannon dan Weaver, serta Schararam, yang lenier namun terkenal itu misalnya, muncul model-model lain yang sirkuler, yang merupakan perbaikan atau penyempurnaan dari model-model tadi. Dilihat dari jumlah unsur-unsur yang di identifikasi dalam fenomena komunikasi, model-model lam tidak disebutkan, misalnya lingkungan fisk, seperti dal model gudykunst dan Kim.16  dan konteks waktu dalam model Tubbs.17

 

MODEL-MODEL KOMUNIKASI : SUATU PERKENALAN

Model S – R

Model stimulus – respons (S – R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khusunya yang beraliran behavior. Model tersebut menggambarkan hubungan stimulus – respons.

Stimulus<—————————->Respons

FIGUR 4.4 Model S – R

Model ini menunjukkan komunikasi sebagai proses aksi reaksi yang sangat sederhana.

 

Model Aristoteles

Model Aristoteles adalah model komunikasi yang paling klasik yang sering juga disebut model retoris (rhetorical model). 20  Filosof Yunani Aristoteles adalah tokoh paling idni yang mengkaji komunikasi, yang intinya adalah persuasi. Ia berjasa dalam merumuskan model komunikasi verbal pertama. Komunikasi terjadi kketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Tepatnya ia mengemukakan tiga unsur dasar proses komunikasi yaitu pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener).

Setting

Pembicara——–>Pesan—–>Pendengar

                                                               Setting

FIGUR 4.7 Model Aristoteles

Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa Anda (etos-kepercayaan Anda), argumen Anda (Logos-logika dalam pendapat Anda), dan dengan memainkan emosi khalayak (pathos– emosi banyak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam, menentukan efek persuasif suatu pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan cara penyampainnya. Aristoteles juga menyadari peran khalayak pendengar. Persuasif berlangsung melalui khalayak ketika mereka diarahkan oleh pidato itu ke dalam suatu keadaan emosi tertentu.

Model Lasswell

Who

Syas What

In Which Channel

Wo Whoam

With What Effect

Model ini di kemukakan oleh Harold Lasswell tahun 1948 yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya dalam masyarakat. Lasswel mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu: pertama, pengawasan lingkungan- yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan; kedua korelasi berbagai bagian  terpisah dalam masyarkat yang merspons lingkungan; dan ketiga transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.

Lasswel juga mengakui bahwa tidak semua komunikasi bersifar dua arah, dengan suatu aliran yang lancar dan umpan balik yang terjadi antara pengirim dan penerima pesan. Dalam masyarakat yang kompleks, banyak informasi yang disaring oleh pengendali pesan-editor, penyensor atau propagandis, yang menerima informasi dan menyampaikannya kepada publik dengan beberapa perubahan atau penyimpangan.

Model Lasswel sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur sumber (who) merangsangkan pertanyaan mengenai pengendalian pesan (misalnya oleh “penjaga gerbang”), sedangkan unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima (to whom) dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (whit what effect) jelas berhubungan demgam studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.

Model Lasswel dikritik karena model itu tampaknya mengisyaratkan kehadiran komunikator dan pesan yang bertujuan. Model itu juga dianggap terlalu menyederhanakan masalh. Tetapi, seperti setiap model yang baik, model Lasswel memfoukskan perhatian pada aspek-aspek penting komunikasi.22

Model Shannon dan Weaver

Shannon dan Weaver menawarkan model komunikasi berikut ini:

FIGUR 4.8 Model Shannon dan Weaver

Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem menyampaikan pesan berdasarkan tingkat kecermatan. Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikan melalu suatu saluran kepada seorang penerima yang menyandi balik atau mencipta ulang pesan tersebut. Dengan kata lain, model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan.

Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver in adalah gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat menggangu kecermatan pesan disampaikan.

Konsep-konsep lain yang merupakan andil Shannon dan Weaver adalah entropi (entropy) dan redundasi (redundancy) serta keseimbangan yang diperlukan di antara kedunay umtuk menghasilkan komunikasi yang efisien dan pada saat yang sama mengatasi gangguan dalam saluran. Secara ringkas semakin banyak gangguan maka semakin besar pula kebutuhan redudansi, yang mengurangi entropi relatif pesan.

Meskipun model ini sangat terkenal dalam penelitian komunikasi selama bertahun-tahun, tulisan-tulisan Shannon dan Weaver sulit dipahami. Misalnya, formula Shannon untuk informasi (1948) adalah sebagai berikut:

 

Dalam upaya menguraikan informasi sebagai reduksi ketidakpasitian, Shannon menggunakan istilah entropi, dan dalam formula itu, H adalah simbol matematis bagi entropi, ∑ adalah simbol untuk “jumlah,” p1 adalah probabilitas suatu peristiwa yang terjadi, dan log p1  adalah informasi i yang diperlukan untuk meramalkan terjadinya peristiwa i.26

Model Scharamm

 

Wilbur Scharamm membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan odel komunikasi manusia yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman duda individu yang mencoba berkomunikasi, hinga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu. Menurut Wilbur Scharamm, 28 komunikasi senantiasa membutukan setidaknya tiga unsur sumber (source), pesan (message), dan sasaran (destination). Sumber boleh jadi individu (berbicara menulis, menggambar, memberi isyarat) atau suatu organisasi komunikasi (seperti sebuah kabar, penerbit, stasiun televisi, atau studio film).

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-ansi-language:IN;}

FIGUR 4.9 Model Schramm

Schramm berpendapat, meskipun dalam komunikasi lewat radio ataupun telepon enkoder dapat berupa mikrofon dan dekoder adalah earphone, dalam komunikasi manusia, sumber dan enkoder adalah satu orang, sedangkan dekoder dan sasaran adalah seorang lainnya, dan sinyalnya adalah bahasa. Untuk menuntaskan suatu tindakan komunikasi (communication act) suatu pesan harus disandi balik.

Model Newcomb

 Theodore Newcomb (1953) memAndang komunikasi dari perspektif psikologi-sosial. Modelnya mengingatkan kita akan diagram jarinagn kelompok yang idbuat oleh para psikolog sosial dan merupakan formulasi awal mengenai konsistensi kognitif. Dalam model komunikasi tersebut-yang sering juga disebut model ABX atau model Simetri-Newcomb menggambarkan bahwa seseorang A, menyampaikan informasi kepad seorang lainnya, B mengenai sesuatu, X. Model tersebut mengasumsikan bahwa orientasi A (sikpa) terhadap B dan terhadap X saling bergantung, dan ketiganya merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat orientasi.

  1.  Orientasi A terhadap X, yang meliputi sikap terhadap X sebagai objek yangharus didekati atai dihindari dan atribut kognitif (kepercayaan dan tatanan kognitif
  2. Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang sama
  3. Orientasi B terhadap X
  4. Orientasi B terhadap A

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-ansi-language:IN;}

FIGUR 4.10 Model ABX Newcomb

Simetri dimungkinkan karena sesorang (A) yang siap memperhitungkan prilaku seorang lainnya (B). Simetri juga mengesahkan orientasi seseorang terhadap X. Ini merupakan cara lain untuk mengatakan bahwa kita memperoleh dukungan sosial dan psikologis bagi orientasi yang kita lakukan. Jika B yangkita hargai menilai X dengan cara yang sama seperti kita lakukan. Jika B yang kita hargai menilai X dengan cara yang sama seperti kita, kita cenderung lebh meyakini orientasi kita. Maka kita maka kita pun berkomunikasi dengan orang-orang yang kita hargai mengenai objek, peristiwa, orang, dan gagasan (semuanya termasuk X) yang penting bagi kita untuk mencapai kesepakatan atau koorientasi atau, menggukana istilah Newcomb, simetri. Asimetri dan merupakan bagian dari model Newcomb ketika orang “setuju untuk tidak setuju.”29

 

FIGUR 4.11 Model ABX Newcomb

 

 

Model Westley dan MacLean

 Tahun 1957, Bruce Westley dan Malcolm MacLean, keduanya teoritikus komunikasi, merumuskan suatu model yang mencakup komunikasi massa, dam proses komunikasi. Model umpan balik sebagai bagian integral dari proses komunikasi. Model Westley dan MacLean ini dipengaruhi oleh model Newcomb, selain juga oleh  model Lasswell dan model Shannon dan Weaver. Mereka menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, objek dan orang yang tidak terbatas (dari X1, hingga X00), yang kesemuanya merupakan “objek orientasi,” menempatkan suatu peran C diantara A dan B, dan menyediakan umpan balik. 31

Dalam model Westley dan MacLean ini terdapat lima unsur, yaitu: objek orientasi, pesan, sumber, penerima, dan umpan balik. Sumber (A) menyoroti suatu objek atau peristiwa tertentu dalam lingkungannya (X) dan menciptakan pesan mengenai hali itu (X’) mengirimkan  yang ia kirimkan kepada penerima (fBA) mengenai pesan kepada sumber, seperti tampak dalam figur 4.12.

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-ansi-language:IN;}

FIGUR 4. 12 Model Westley dan MacLean

 

Dalam komunikasi massa, umpan balik dapat mengalir dengan tiga arah : dari penerima ke penjaga gerbang, dari penerima ke sumber media massa, dan dari pemimpin pendapat ke sumber media massa, sperti dalam Figur 4.13.

 

FIGUR 4.13 Model Westley dan MacLean

Westley dan MacLean tidak membatasi model mereka pada tingkat individu. Bahkan, mereka menekankan bahwa penerima mungkin suatu kelompok atau suatu lembaga sosial. Menurut merak, setiap individu, kelompok atau sistem mempunyai kebutuhan untuk mengirim dan menerima pesan sebagai sarana orientasi terhadap lingkungan.

Model Gerbner

Model Gerbner (1956) merupakan perluasan dari model Lasswell. ­34

Model ini terdiri dari model verbal dan model diagramatik. Model verbal Gerbner adalah sebagai berikut:

  1. Normal
    0

    false
    false
    false

    EN-US
    X-NONE
    X-NONE

    /* Style Definitions */
    table.MsoNormalTable
    {mso-style-name:”Table Normal”;
    mso-tstyle-rowband-size:0;
    mso-tstyle-colband-size:0;
    mso-style-noshow:yes;
    mso-style-priority:99;
    mso-style-qformat:yes;
    mso-style-parent:””;
    mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
    mso-para-margin-top:0in;
    mso-para-margin-right:0in;
    mso-para-margin-bottom:10.0pt;
    mso-para-margin-left:0in;
    line-height:115%;
    mso-pagination:widow-orphan;
    font-size:11.0pt;
    font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
    mso-ascii-font-family:Calibri;
    mso-ascii-theme-font:minor-latin;
    mso-hansi-font-family:Calibri;
    mso-hansi-theme-font:minor-latin;
    mso-ansi-language:IN;}

    Seseorang (sumber, komunikator)

  2. Mempersepsi suatu kejadian

  3. Dan beraksi

  4. Dalam suatu situasi

  5. Melalui suatu alat (saluran;media; rekayasa fisik; fasilitas administratif dan kelembagaan untuk distribusi dan kontrol)

  6. Untuk menyediakan materi

  7. Dalam suatu bentuk

  8. Dan konteks

  9. Yang mengandung isi

  10. Yang mempunyai suatu konsekuensi

 

Model diagramatik Gerbner adalah seperti yang tampak berikut ini:

 

FIGUR 4.15 Model Diagrmatik Gerbner (dibandingkan dengan model Shannon dan Weaver)

  1. Seseorang diperhatikan sebagai M yang berarti manusia (man) atau sebagai M bila urutan komunikasinya melibatkan alat mekanisme. M mungkin pengirim atau penerima pesan-perannya dimaknai berdasarkan letaknya dalam urutan komunikasi
  2. E’ adalah kejadian (event) sebagaima dipersepsi oleh M
  3. S/E adalah pernyataan mengenai peristiwa
  4. SSE adalah sinyal mengenai pernyataan mengenai kejadian
  5. SSSE adalah hasil yang dikomunikasikan

 

Jadi, model Garbner menunjukkan bahwa seseorang mempersepsi suatu kejadian dan mengirim pesan kepada suatu Transmitter yang pada gilirannya mengirimkan sinyal kepada penerima (receiver); dalam transmisi itu sinyalnya menghadapi gangguan dan muncul sebagai SSSE bagi sasaran (destination). 36

 

Model Berlo

 Model lain yang dikenal luas adalah model David K. Berlo, yang ia kemukakakn pada tahun 1960. Model ini dikenal dengan model SMRCR, kepanjangan dari Source (sumber), Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima). 37 Sebagaimana dikemukakan Berlo, sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, baik seseorang ataupun kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan kedalam kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat; saluran adalah medium yang membawa pesan; dan penerima adalah orangyang menjadi sasaran komunikasi.

Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor-faktor: keterampilan komunikasi, sikap pengetahuan, sistem sosial, dan budaya. Pesan dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan, dan kode. Salurannya berhubungan dengan panca indra: melihat, mendengar, menyentuh, membaui, dan merasai (mencicipi). Model ini lebih bersifat organisasional daripada mendeskripisikan proses karena tidak menjelaskan umpan balik.38

Salah satu kelebihan model Berlo adalah bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi publk atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model Berlo juga bersifat heuristik (merangsang penelitian), karena merinci unsur-unsur yang penting dalam proses komunikasi. Model ini misalnya dapat memandu Anda untuk meneli efek keterampilan komunikasi penerima atas penerimaan pesan yang Anda kirimkan kepadanya; atu Anda sebagai pembicara mungkin mulai menyadari bahwa latar-belakang sosial Anda mempengaruhi sikap pesan Anda.

Model DeFleur

 Model Melvin L. DeFleur menggambarkan model komunikasi massa ketimbang komunikasi antarpribadi. Diakui oleh DeFleur, modelnya merupakan perluasan dari model-model yang dikemukakan para ahli yang lain, khususnya Shannon dan Weaver.

Transmitter dan receiver dan model DeFleur, seperti juga Transmitter dan receiver dalam model Shannon dan Weaver, pararalel dengan Encoder dan Decoder dalam model Schramm. Fungsi receiver dalam model DeFleur adalah penerima informasi dan menyandi-baliknya-mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan (sistem simbol yang signifikan). Dalam percakapan biasa, receiver ini merujuk kepada alat pendengaran manusia, yang menerima getaran udara dan mengubahnya menjadi impuls saraf, sehingga menjadi simbol verbal yang dapat dikenal. Dalam komunikasi tertulis, mekanisme visual mempunyai fungsi yang sejajar.

FIGUR 4.17 Model DeFleur

 

Menurut DeFleur komunikasi bukanlah pemindahan makna. Alaih-alih, komunikasi terjadi lewat operasi seperangkat komponen dalam suatu sistem teoritis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme (isomorphism) di antara respons internal (makna) terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima. Isomorfisme makna merujuk pada upaya membuat makna terkoordinasi antara pengirim dan khalayak.

Model Tubbs

 Model komunikasi berikut dikembangkan oleh Stewart L. Tubbs.40 model ini menggambarkan komunikasi paling mendasar, yaitu komunikasi dua-orang (diadik). Model komunikasi Tubbs sesuai dengan konsep komunikasi sebagai transaksi, yang mengasumsikan kedua peserta komunikasi sebagai pengirim dan sekaligus juga penerima pesan. Ketika kita berbicara (mengirimkan pesan), sebenarnya kita juga mengamati perilakunya yang kita lihat tersebut. Prosesnya bersifat timbal balik atau saling mempengaruhi. Proses komunikasi juga berlangsung spontan dan serentak. Karena itu, kita melihat bahwa kedua peserta komunikasi disebut komunikator 1 dan komunikator. Penggunaan 1 atau 2 itu sebenarnya bersifat sebarang saja, tidak otomatis berarti bahwa komunikator 1 sebagai orang yang punya inisiatif pertama untuk mengirimkan pesan pertama kalinya dan komunikator 2 sebagai penerima pesan untuk pertama kalinya, meskipun untuk memudahkan pemahaman, kita dapat saja mengkonseptualisasikan komunikasi seperti itu.

Peran dalam model Tubbs dapat berupa pesan verbal, juga nonverbalm bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indra, terutama pendengaran, penglihatan dan perabaan. Gangguan dalam model Tubbs terbagi dua, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan perubahan dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Gangguan ini dapat juga berasal dari pengirim pesan, misalnya orang yang mengalami kesulitan berbicara atau yang berbicara terlalu pelan hingga nyaris tidak terdengar. Gangguan semantik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.

Ringkas kata, meskipun dalam model itu komunikator 1 dan komunikator 2 memilih unsur-unsur yang sama juga didefinisikan sam: masukkan, penyaringan, pesan, saluran, gangguan, unsur-unsur tersebut tetap berbeda dalam muatannya.

Model Gudykunst dan Kim

 Model William B. Gudykunst dan Young Yun Kim 41 sebenarnya merupakan model komunikasi antarbudaya, yakni komunikasi antara orang-orang yang berasal dari budaya berlainan, atau komunikasi dengan orang asing (stranger). Model komunikasi ini pada dasarnya sesuai untuk komunikasi tatap muka, khususnya antara dua orang. Meskipun disebut model komunikasi antarbudaya atau model komunikasi dengan orang asing, model komunikasi tersebut dapat merepresentasikan komunikasi antara siapa saja, karena pada dasarnya tidak ada dua orang yang mempunyai budayam sosialbudaya dan psikobudaya yang persis sama.

FIGUR 4.19 Model Godykunst dan Kim

Menurut Godykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian-balik pesan merupakan proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konspetual yang dikategorikan menjadi faktor-faktor buday, sosiobudaya, psikobudaya dan faktor lingkunga. Lingkaran paling dalam, yang mengandung interaksi antara penyandian pesan paling dalam, yang mengandung interaksi antara penyandian pesan dan penyandian pesan balik pesan, dikelilingi tiga lingkaran lainnya yang merepresentasikan pengaruh budaya, sosiobudaya, dan psikobudaya.

Salah satu unsur yang melengkapi model Godykunst dan Kim adalah lingkungan. Lingkungan mempengaruhi kita dalam menyand dan menyandi balik pesan. Lokasi geografis, iklim, situasi arsitektual (lingkungan fisik). Dan persepsi kita atas lingkunga tersebut mempengaruhi cara kita menafsirkan rangsangan yang datang dan prediksi yang kita buat mengenai perilaku orang lain.

Model Interaksional

 Model ini seyogianya tidak ada kaitan dengan “komunikasi sebagai interaksi”. Model interaksional berlawanan dengan model stimulus – respons (S – R) dan beberapa model linier lainnya yang kita bahas dalam bab ini. Sementara model-model tersebut mengasumsikan manusia sebagai pasif, model interaksional menganggap manusia jauh lebih aktif. Kualitas simbolik secara implisit terkandung dalam istilah “interaksional,” sehingga model interaksional jauh berbeda dengan interaksi biasa yang ditAndai dengan pertukaran stimulus – respons.

Model interaksional merujuk pada model komunikasi yang dikembangkan oleh para ilmuwan sosial yang menggunakan perspektif interkasi simbolik, dengan tokoh utamanya George Herbert Mead 42 yang salah seorang muridnya Herbert Blumer. Perspektif interaksi simbolik lebih di kenal dalam sosiologi, meskipun pengaruhnya juga menembus disiplin-disiplin lain seperti psikologi, ilmu komunikasi, dan antropologi.

Komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalu pengambilan peran orang lain (role-taking). Diri (self) berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan lingkungan terdekatnya seperti keluarga

FIGUR 4.20 Model Interaksional

(significant others) dal suatu tahap yang disebut tahap permainan (play stage)  dan terus berlanjut hingga ke lingkungan luas (generalized other) dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan (game stage). Dalam interaksi itu, individu selal melihat dirinya melalui perspektif (peran) orang lain. Maka konsep diri pun tumbuh berdasarkan bagaimana orang lain memAndang diri individu tersebut.

Sebagaimana gajah, yang menerutu pribahasa, menampilkan realitas yang berlainan ketika diperiksa oleh enam orang buta, maka komunikasi pun dapat di kaji dari berbagai sudut pAndang. PAndangn dari suatu perspektif akan menampilkan dimensi-dimensi tertentu, sementara pengamatan dari sudut pAndang berbeda akan menyoroti aspek-aspek komunikasi yang berbeda pula. Anda sendiri dapat saja membuat model komunikasi khasi Anda berdasarkan model-model komunikasi yang telah dikembangkan para pakar terdahulu, bedasarkan perspektif Anda sendiri.

H = [ P1 log P1 + P2 log P2 + . . . = P11 log P21­ ]

Atau

H = ∑p1 log p1

Tinggalkan komentar